6 Perubahan
Pada Kurikulum 2013 Dibanding Kurikulum Lama
Kurikulum 2013 mulai diterapkan secara bertahap mulai Senin
(15/7/2013) besok. Ada 6 perbedaan Kurikulum 2013 dibanding kurikulum lama. Apa
saja?
"Sedikitnya, ada enam perubahan yang dapat dilakukan
bersamaan dengan penerapan Kurikulum 2013," demikian rilis Kemendikbud
yang disampaikan Kepala Pusat Komunikasi Publik Kemendikbud, Ibnu Hamad, Minggu
(14/7/2013) :
Pertama, terkait dengan penataan sistem perbukuan.
Lazim berlaku selama ini, buku ditentukan oleh penerbit,
baik menyangkut isi maupun harga, sehingga beban berat dipikul peserta didik
dan orang tua. Menyangkut isi, karena keterbatasan wawasan dan kepekaan para
penulis, kegaduhan terhadap isi buku pun sering terjadi. Kejadian terakhir di
Kabupaten Bogor pada buku Pelajaran Bahasa Indonesia untuk kelas 6 SD (Cerita
porno, red).
Penataan sistem perbukuan dalam implementasi Kurikulum 2013
dikelola oleh Pusat Kurikulum dan Perbukuan dan substansinya diarahkan oleh tim
pengarah dan pengembang kurikulum. Tujuannya agar isi dapat dikendalikan dan
kualitas lebih baik. Selain itu, harga bisa ditekan lebih wajar (public
awareness).
Kedua, penataan Lembaga Pendidik Tenaga Kependidikan (LPTK)
di dalam penyiapan dan pengadaan guru.
Ketiga, penataan terhadap pola pelatihan guru.
Pengalaman pada pelaksanaan pelatihan instruktur nasional,
guru inti, dan guru sasaran untuk implementasi Kurikulum 2013, misalnya, banyak
pendekatan pelatihan yang harus disesuaikan, baik menyangkut materi pelatihan
maupun model dan pola pelatihan.
Momentum Kurikulum 2013 adalah hal yang tepat untuk
melakukan penataan terhadap pola pelatihan guru termasuk penjenjangan terhadap
karir guru dan kepangkatannya.
Ke depan, sedang disiapkan konsep yang terintegrasi antara
jenjang karier dan kepangkatan dengan penilaian profesi guru. Selama ini
keduanya terpisah.
Keempat, memperkuat budaya sekolah melalui pengintegrasian
kurikuler, ko-kurikuler, dan ekstrakurikuler, serta penguatan peran guru
bimbingan dan konseling (BK).
Kelima, terkait dengan memperkuat NKRI. Melalui kegiatan
ekstrakurikuler kepramukaanlah, peserta didik diharapkan mendapat porsi
tambahan pendidikan karakter, baik menyangkut nilai-nilai kebangsaan,
keagamaan, toleransi dan lainnya.
Keenam, ini juga masih terkait dengan hal kelima, memperkuat
integrasi pengetahuan-bahasa-budaya.
Pada Kurikulum 2013, peran bahasa Indonesia menjadi dominan,
yaitu sebagai saluran mengantarkan kandungan materi dari semua sumber
kompetensi kepada peserta didik, sehingga bahasa berkedudukan sebagai penghela
mata pelajaran-mata pelajaran lain.
Kandungan materi mata pelajaran lain dijadikan sebagai
konteks dalam penggunaan jenis teks yang sesuai dalam pelajaran Bahasa Indonesia.
Melalui cara ini, maka pembelajaran bahasa Indonesia termasuk kebudayaan, dapat
dibuat menjadi kontekstual. Sesuatu yang hilang pada model pembelajaran bahasa
Indonesia saat ini.
"Dari efek domino itulah maka Kurikulum 2013 adalah
bagian tidak terpisahkan untuk menata berbagai aspek kehidupan berbangsa dan
bernegara melalui sektor pendidikan. Karena itu, Kurikulum 2013 sesungguhnya
bukan kurikulum program kementerian, tetapi kurikulum yang menjadi program
pemerintah," demikian rilis Kemendikbud.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar